Search results
Nabonidus (bahasa Akkadia: Nabû-naʾid, " (Dewa) Nabu dipuji") adalah raja Babilon yang memerintah tahun 556-539 SM. Menurut Silinder Nabonidus, ayahnya bernama Nabû-balâssi-iqbi, dan ibunya, Adad-Guppi.
- Tawarikh Nabonidus
Tawarikh Nabonidus adalah prasasti kuno bertulisan kuneiform...
- Silinder Nabonidus
Silinder Nabonidus (bahasa Inggris: Nabonidus Cylinder)...
- Tawarikh Nabonidus
Nabonidus (Babylonian cuneiform: Nabû-naʾid, meaning "May Nabu be exalted" or "Nabu is praised") was the last king of the Neo-Babylonian Empire, ruling from 556 BC to the fall of Babylon to the Achaemenian Empire under Cyrus the Great in 539 BC.
Tawarikh Nabonidus adalah prasasti kuno bertulisan kuneiform (huruf paku) yang termasuk kumpulan Tawarikh Babilonia. Berisi sejarah runtuhnya Babilon yang dipimpin oleh Nabonidus dan awal pemerintahan Kekaisaran Persia di bawah pimpinan raja Koresh, meliputi jangka waktu dari tahun 556 SM sampai setelah tahun 539 SM. [1] [2] Bentuk prasasti.
Kejatuhan Babilonia menandakan berakhirnya Kekaisaran Babilonia Baru setelah ditaklukkan oleh Kekaisaran Akhemeniyah pada tahun 539 SM. Nabonidus (Nabû-na'id, 556–539 SM, putra pendeta wanita Asiria Adda-Guppi, naik takhta pada tahun 556 SM, setelah menggulingkan raja muda Labashi-Marduk.
Silinder Nabonidus (bahasa Inggris: Nabonidus Cylinder) ditemukan di Sippar dan berisi tulisan panjang mengenai raja Nabonidus dari Babel (556-539 SM) memperbaiki 3 kuil, masing-masing untuk dewa bulan, Sin, di Harran, dewi perang Anunitu di Sippar dan Shamash (Šamaš) di Sippar.
Menurut Herodotos, Koresy Agung mengampuni nyawa Kroisos dan menjadikannya sebagai penasihat, tetapi catatan ini bertentangan dengan beberapa terjemahan dari Tawarikh Nabonidus (Raja yang ditundukkan oleh Koresy Agung setelah penaklukan Babilonia), yang menafsirkan bahwa Raja Lydia terbunuh.
Informasi yang tersedia mengenai pemerintahan bersama Belsyazar tidak dicatat lagi setelah tahun ke-14 Nabonidus. Menurut Tawarikh Nabonidus , Nabonidus kembali dari Temâ pada tahun ke-17 pemerintahannya ( 539 SM ) dan merayakan pesta Tahun Baru ( bahasa Akkadia : Akitu ).
