Yahoo Web Search

Search results

  1. May 7, 2024 · Nationalgeographic.co.id - Ada yang bilang, sejatinya orang yang bisa menguasai bahasa Jawa secara keseluruhan bisa menguasai tiga bahasa, yakni Jawa Halus ( krama Inggil ), Krama atau Madya, dan Ngoko. Dari "tiga bahasa" itu, bahasa Jawa memiliki berbagai kata untuk merujuk satu makna. Misal, bahasa Jawa Ngoko "saya" adalah " aku ", menjadi ...

  2. Jan 29, 2019 · Krama’s variety has 3 variants, namely innocent krama, krama andhap and krama alus. It is also one of the most widely used levels of Javanese among Javanese. Middle is a mixed language between ngoko and krama, even Madya is sometimes also influenced by Indonesian.

    • Ikhtisar
    • Tingkat Tutur Ngoko
    • Tingkat Tutur Krama
    • Tingkat tutur Madya

    Bahasa Jawa merupakan bahasa rumpunan Austronesia yang berdampingan dengan bahasa-bahasa seperti, Melayu, Sunda, Bali, Madura, Bugis, Ngaju, Iban, serta beberapa bahasa di Sulawesi Utara dan Filipina.

    Bahasa Jawa juga memiliki kemiripan dengan bahasa Indonesia, di mana memiliki tata kalimat yang serupa dan banyak kata-kata yang sama (

    ), sebagaimana yang dikutip dari buku

    Selain itu, bahasa Jawa juga memiliki beberapa tingkatan yang digunakan oleh penurut untuk menyesuaikan dengan siapa ia berbicara. Bagaimana penggunaannya?

    Bahasa Jawa adalah bahasa asli bagi masyarakat yang mendiami pulau Jawa, seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Selain itu, bahasa ini juga tersebar ke daerah transmigrasi karena sebagian masyarakat Jawa bermigrasi, sehingga menjadikannya sebagai bahasa minoritas di sana sebagaimana yang dijelaskan dalam karya Purwa Lalita Nurjayanti yang berjudul

    Bahasa Jawa juga memiliki ragam dialek yang dapat dijumpai di wilayah-wilayah seperti di Yogya, Solo, Tegal, Banyumas, dan Surabaya yang memiliki ciri khasnya masing-masing karena faktor geografis.

    Tingkat tutur ngoko menunjukkan kedekatan antara penutur dengan orang kedua tanpa jarak sosial, memungkinkan komunikasi tanpa canggung. Penggunaannya cocok saat ingin mengekspresikan kedekatan dengan Orang Kedua, seperti di antara teman akrab.

    Dalam situasi di mana orang memiliki status sosial lebih tinggi, seperti majikan kepada pembantu, guru kepada murid, atau orang tua kepada anak, keponakan, penggunaan tingkat ngoko umumnya diterima. Namun, dalam keluarga, kecuali pada masa sebelum perang, biasanya bahasa formal (krama atau madya) digunakan antara suami-istri dan saudara kandung.

    Tingkat tutur krama adalah tingkat yang mengandung arti penuh dengan sopan santun. Pentingnya krama terletak pada nilai sopan-santun yang tercermin dan menciptakan jarak yg harus dihormati antara generasi satu dengan yang lain.

    Tingkat ini menandakan adanya perasaan segan (

    ) penutur terhadap orang kedua yang belum dikenal, atau berpangkat, atau priayi, berwibawa, dan lain-lain.

    Dalam unggah ungguh bahasa Jawa versi lama, krama dibagi dalam 3 jenis yakni mudha krama, kramantara, dan wredha krama. Sementara versi baru hanya dibagi dua yakni krama lugu dan krama alus.

    Penggunaan krama lugu menurut Haryana Harjawiyana dalam buku

    yaitu tuturan orang yang memiliki kedudukan sama, tetapi masih ada rasa sungkan. Seperti teman, tetapi tidak begitu akrab.

    Dalam unggah ungguh bahasa Jawa versi lama tingkat tutur madya berada di tengah-tengah antara krama dan ngoko, menunjukkan tingkat kesopanan yang sedang. Awalnya berasal dari tutur krama, namun mengalami tiga perkembangan penting, yakni informalisasi, penurunan tingkat, dan ruralisasi.

    Tingkat ini sering dianggap sebagai tingkat yang sedikit sopan dan sedikit tidak sopan oleh sebagian besar orang.

    Biasanya, penutur menggunakan tingkat ini terhadap orang desa yang perlu dihormati. Misalnya, teman sekelas yang masih berinteraksi secara santai biasanya menggunakan tingkat madya.

    Kepala kantor juga menggunakan tingkat madya kepada rekan yang lebih muda atau dari latar belakang desa. Banyak juga yang menggunakan tingkat madya terhadap orang yang lebih tua namun tak memiliki pangkat.

  3. Dec 15, 2019 · Perbedaan antara tingkat tutur dalam bahasa Jawa utamanya adalah pada kosa kata serta imbuhan yang digunakan. Derajat kehalusan bahasa Jawa: Ngoko, Madya, Krama. Berdasarkan derajat formalitasnya, kosa kata dalam bahasa Jawa dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1. Ngoko. Bentuk ngoko digunakan untuk berbicara kepada orang yang akrab dengan ...

  4. People also ask

  5. KOMPAS.com - Madya (sekarang disebut sebagai krama madya) adalah salah satu tingkatan bahasa yang digunakan dalam unggah-ungguh bahasa Jawa versi lama. Bahasa ini menggunakan kata madya dengan awalan dan akhiran ngoko. Menurut unggah-ungguh bahasa Jawa versi lama, madya berada di antara ngoko dan krama.

  6. Madya ngoko adalah bahasa madya yang menggunakan kata madya dan kata ngoko dengan awalan dan akhiran ngoko. [2] [3] [4] [5] Kata ganti orang kedua menggunakan kata dika, sedangkan kata ganti orang pertama menggunakan kata kula. Penggunaan madya ngoko biasanya dipakai pada pembicaraan antara pedagang kepada pedagang. [3] .

  7. Feb 24, 2023 · Hallo dulur🤗Ini dia nihh kosakata bahasa jawanya yang bisa membantu kalian belajar bahasa jawa yang pastinya juga mudah dipahami. Dalam video ini kalian tid...

    • 14 min
    • 16.5K
    • Aisyafika Ayatillah
  1. People also search for